Atalarik-Tsania Marwa Tak Sempat Bulan Madu
Eko
Hendrawan Sofyan | Rabu,
7 Maret 2012 | 12:30 WIB
Dibaca: 613
|
Share:
KOMPAS
IMAGES/BANAR FIL ARDHI
Atalarik
Syach dan Tsania Marwa
TERKAIT:
JAKARTA,
KOMPAS.com -- Belum
genap sebulan berumah tangga, pasangan selebriti Atalarik Syah (38) dan Tsania
Marwa (20) sudah ditawari beradu akting dalam sebuah sinetron. Bagi pengantin
baru ini tawaran tersebut merupakan anugerah, meskipun mereka terpaksa
mengorbankan bulan madunya.
“Kami
begitu menikmati masa-masa setelah pernikahan ini, apalagi kebetulan bisa kerja
bareng di sinetron,” kata Arik—sapaan Atalarik Syah—ketika dijumpai di Studio 5
RCTI, Kebonjeruk, Jakarta Barat, Senin (5/3/2012). Saat itu kakak kandung Teddy
Syah, Atilla Syah, dan Attar Syah ini senantiasa menggandeng erat tangan
istrinya.
Pasangan
yang menikah tanggal 11 Februari silam ini mengaku tidak pernah minta bermain
di sinetron yang sama. Semuanya berjalan alamiah. “Jalan kami sudah ada yang
mengatur. Kami sangat senang bisa kerja bersama-sama, dan tidak ada yang saling
meninggalkan,” ujar Arik.
Rumah
produksi SinemArt, yang menggarap sinetron tersebut, kata Arik, rupanya
menganggap dia dan istrinya sangat cocok bermain dalam satu judul sinetron.
Namun, Arik belum bersedia mengungkapkan judul sinetron terbarunya itu.
Senada
dengan sang suami, Marwa menyatakan sangat menikmati kehidupan rumah tangganya.
Dia sama sekali tak merasakan ada kesenjangan sikap meskipun usia mereka
terpaut 18 tahun.
“Saya
begitu menikmati peran nyata sebagai istri Arik,” kata artis yang pernah
berakting di filmLawang Sewu dan Dalam
Mirhab Cinta ini.
Setiap pagi Marwa menyiapkan kopi dan sarapan untuk sang suami. (kin)
KPK Bisa Supervisi Kasus Dhana
Icha
Rastika | Tri
Wahono | Selasa,
6 Maret 2012 | 17:34 WIB
Dibaca: 1659
|
Share:
KOMPAS/LUCKY
PRANSISKAMantan pegawai Ditjen Pajak, Dhana
Widyatmika (berbatik cokelat), keluar ruang pemeriksaan Tindak Pidana Khusus,
Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (1/3/2012). Tersangka kasus dugaan korupsi dan
pencucian uang tersebut diperiksa lebih kurang 10 jam terkait rekening gendut
yang dilaporkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
TERKAIT:
JAKARTA, KOMPAS.com —
Kasus dugaan korupsi perpajakan yang melibatkan mantan pegawai Direktorat
Jenderal Pajak, Dhana Widyatmika, bisa disupervisi oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi. Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, sesuai dengan nota kesepahaman
antara pihaknya dan Kejaksaan Agung, suatu kasus yang ditangani Kejaksaan Agung
dapat diambil alih KPK jika tergolong kasus besar.
"Bisa saja sesuai MOU
(nota kesepahaman), dibuat oleh KPK-Kejagung waktu itu. Karena dalam MOU itu,
kasus-kasus besar yang dapat ditangani bersama," kata Johan di Jakarta,
Selasa (6/3/2012). Adapun indikasi kasus besar, kata Johan, jika pelakunya
adalah tokoh besar, nilai korupsinya besar, atau menjadi perhatian masyarakat
luas.
Meskipun demikian, Wakil Ketua
KPK Bambang Widjojanto dalam pemberitaan sebelumnya mengatakan kalau KPK belum
akan ikut campur dalam penanganan kasus Dhana tersebut. KPK juga mengapresiasi
langkah Kejaksaan Agung dalam mengusut kasus mafia pajak itu.
Seperti diberitakan sebelumnya,
Kejaksaan Agung menetapkan Dhana sebagai tersangka kasus dugaan korupsi
perpajakan. Pegawai negeri sipil golongan III/C itu bersama istrinya, DA,
diduga memiliki rekening tidak wajar miliaran rupiah. DA diduga memiliki
simpanan di 18 bank dengan jumlah di luar kepatutan. Satu kali transfer yang
masuk ke rekening DA, misalnya, sebanyak 250.000 dollar AS. Sedangkan Dhana
sendiri memiliki 5 rekening bank yang telah diblokir oleh Kejaksaan Agung.
Untuk kepentingan penyidikan,
Kejaksaan Agung menahan Dhana di Rumah Tahanan Salemba Cabang Kejaksaan Agung
sejak Jumat, pekan lalu. Kejaksaan Agung juga menyita beberapa aset Dhana,
seperti surat-surat berharga, 17 unit mobil truk dari showroom,
rekening-rekening Dhana, sampai logam emas mulia.
Antrean di SPBU Palangkaraya
Priyombodo | Robert
Adhi Ksp | Rabu,
7 Maret 2012 | 12:32 WIB
Dibaca: 176
|
Share:
Priyombodo/KOMPASAntrean
di SPBU Palangkaraya
PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Antrean
kendaran di sebagian besar SPBU di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sudah
menjadi pemandangan biasa seperti terlihat di SPBU 64.731.04 yang berada di
Jalan S. Parman, Palangka Raya, Rabu (7/3/2012).
Berdasarkan pengamatan Kompas di lapangan, anteran serupa
juga terjadi di SPBU di Kabupaten Kotawaringin Timur. Antrean didominasi oleh
truk-truk yang akan mengisi solar. Bahkan truk-truk tersebut diinapkan di depan
SPBU untuk mendapatkan solar.
Menurut Yusuf, warga
Palangkaraya, antrean kendaraan di SPBU sudah menjadi pemandangan biasa. Yusuf
menambahkan, maraknya pembelian BBM subsidi dengan menggunakan jerigen untuk
dijual lagi juga menjadi salah satu pemicu.
Para pedagang BBM eceran tersebut
menjual lagi BBM subsidi jenis premium dan solar di pinggir jalan seperti yang
banyak dijumpai di kawasan jembatan Kahayan, Palangkaraya.
Harga BBM subsidi yang juga
dijual hingga ke pedalaman bisa mencapai harga Rp. 9.000 per liter. Sebagian
besar BBM jenis solar dijual ke tempat-tempat pertambangan di daerah pedalaman.
Lin Gagal Taklukkan Juara Bertahan
Ahmad
Imanuddin | Tri
Wahono | Rabu,
7 Maret 2012 | 12:46 WIB
Dibaca: 370
|
Share:
Getty
Images/Chris Trotman
Bintang baru New York Knicks, Jeremy Lin, menutup wajahnya di
sela-sela pertandingan melawan New Orleans Hornets, di Madison Square Garden,
New York, Jumat (17/2) malam waktu Amerika Serikat. Knicks kalah 85-89 di
tangan Hornets.
TERKAIT:
DALLAS, KOMPAS.com -
Jeremy Lin gagal membawa New York Knicks meraih kemenangan setelah takluk dari
juara bertahan NBA, Dallas Mavericks, 85-95 pada laga lanjutan NBA di American
Airlines Center, Selasa malam waktu setempat atau Rabu (7/3/2012) WIB.
Pada laga tersebut, kapten
Mavericks, Dirk Nowitzki, menjadi bintang setelah mencetak 28 poin. Sedangkan
Lin walau berhasil mengumpulkan 7assist,
ia hanya mampu mencetak 14 angka.
Sebelum pertandingan di mulai,
pemain New York Knicks, Tyson Chandler menerima cincin NBA yang diraihnya
bersama Mavericks di musim kemarin. Cincin tersebut diberikan oleh sang pemilik
Mavericks, Mark Cuban. Sontak publik American Airlines Center dengan gemuruh
memberi aplaus kepada Chandler.
Jalannya pertandingan sendiri
di kuarter pertama berjalan timpang, selisih 12 poin menutup kuarter ini untuk
keunggulan tuan rumah. Sempat tertinggal hingga 17 poin di awal kuarter kedua,
Knicks bangkit di penghujung kuarter ini lewat Carmelo Anthony. Walau begitu,
Mavericks tetap menutup kuarter ini dengan 50-44.
Pascajeda, Nowitzki tampil
gemilang dengan mencetak 13 poin untuk membawa Mavericks unggul 77-63. Knicks
yang sekaan tak ingin kalah akhirnya berbalik unggul 77-78 di akhir kuarter
keempat lewatjump shot Amare Stoudemire. Tapi keunggulan itu
hanya berlangsung dengan sekejap. Pasalnya setelah itu kombinasi Nowitzki dan
Jason Kidd berhasil mencetak 14 poin untuk membawa tuan rumah unggul 91-78.
Keunggulan tersebut membuat
Knicks gagal mendekatkan keadaan. Knicks pun harus rela membawa pulang
kekalahan 95-85 atas juara bertahan NBA tersebut.
Di saat yang bersamaan, LA
Lakers harus takluk oleh Detroit Pistons 88-85. Dalam laga yang digelar di
Palace of Auburn Hills tersebut, Kobe Bryant yang menggunakan masker baru
berwarna hitam gagal mencetak poin di atas 30 selama empat pertandingan
berturut-turut setelah hanya menyumbangkan 22 poin untuk Lakers.
Bintang dalam laga tersebut
adalah guard andalan Pistons, Rodney Stuckey, yang dengan gemilang mencetak 34
poin.
nas Disebut Pemodal Utama Konsorsium Tower Permai
Icha
Rastika | Heru
Margianto | Rabu,
7 Maret 2012 | 12:11 WIB
Dibaca: 2119
|
Share:
KOMPAS/ALOYSIUS
BUDI KURNIAWANAnas Urbaningrum Ketua Umum Partai Demokrat
TERKAIT:
JAKARTA, KOMPAS.com -
Saksi Mujahidin Nurhasyim, adik Nazaruddin, mengungkapkan, Anas Urbaningrum,
Ketua DPP Partai Demokrat adalah pemodal utama konsorsium Tower Permai.
Hal itu diungkapkan Nurhasyim
saat bersaksi bagi Nazaruddin, terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games
2011, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (7/3/2012). Nurhasyim
adalah saksi adecharge (meringangkan) yang diajukan
Nazaruddin.
Menurutnya, tidak ada
perusahaan bernama Permai Grup, melainkan suatu konsorsium bernama Tower
Permai. Konsorsium tersebut, katanya, terdiri dari sejumlah perusahaan yang
sepakat untuk bekerjasama.
Hasyim mengaku ditunjuk Anas
sebagai salah satu pemilik konsorsium tersebut yang tugasnya mengawasi
pengerjaan proyek-proyek. "Kalau anggota konsorsium ada yang dapat kerjaan,
dimodali konsorsium, diketuai Bu Yulianis, ownernya saya dan Pak Anas,"
ucap Hasyim.
Ia menyebut Yulianis sebagai
pengendali keuangan konsorsium itu. Sejak pertama konsorsium didirikan, Hasyim
mengaku diminta Anas untuk tidak terlalu ikut campur dalam urusan keuangan.
"Saat pertama dirikan konsorsium, dikasihtahu, saya (Anas) yang modali,
tapi keuangan dipegang Yulianis. Pak Hasyim hanya mengawasi, tidak perlu
terlibat," ungkap dia.
Hasyim juga menyebut Yulianis
sebagai perpanjangan tangan Anas. Perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam
konsorsium harus mengajukan permintaan dana ke Yulianis jika butuh modal.
Salah satu perusahaan yang
tergabung dalam konsorsium itu, kata Hasyim, adalah PT Anak Negeri. Meskipun
mengaku ditunjuk Anas sebagai salah satu pemilik konsorsium, Hasyim yang belum
lulus strata satu itu mengaku tidak hapal siapa-siapa saja direksi perusahaan-perusahaan
di bawah konsorsium Tower Permai itu.
Nazarudin didakwa menerima suap
sebesar Rp 4,6 miliar dalam kasus wisma atlet. Ia bersikukuh uang itu tidak
diterimanya secara pribadi melainkan masuk ke kas Permai Grup yang dimiliki
Anas Urbaningrum.