Rabu, 25 April 2012

Kompas Terkini


Atalarik-Tsania Marwa Tak Sempat Bulan Madu
Eko Hendrawan Sofyan | Rabu, 7 Maret 2012 | 12:30 WIB
Dibaca: 613
|
Share:
KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI
Atalarik Syach dan Tsania Marwa
TERKAIT:
·         Atalarik Syah Mencium Pinky
JAKARTA, KOMPAS.com -- Belum genap sebulan berumah tangga, pasangan selebriti Atalarik Syah (38) dan Tsania Marwa (20) sudah ditawari beradu akting dalam sebuah sinetron. Bagi pengantin baru ini tawaran tersebut merupakan anugerah, meskipun mereka terpaksa mengorbankan bulan madunya.
“Kami begitu menikmati masa-masa setelah pernikahan ini, apalagi kebetulan bisa kerja bareng di sinetron,” kata Arik—sapaan Atalarik Syah—ketika dijumpai di Studio 5 RCTI, Kebonjeruk, Jakarta Barat, Senin (5/3/2012). Saat itu kakak kandung Teddy Syah, Atilla Syah, dan Attar Syah ini senantiasa menggandeng erat tangan istrinya.
Pasangan yang menikah tanggal 11 Februari silam ini mengaku tidak pernah minta bermain di sinetron yang sama. Semuanya berjalan alamiah. “Jalan kami sudah ada yang mengatur. Kami sangat senang bisa kerja bersama-sama, dan tidak ada yang saling meninggalkan,” ujar Arik.
Rumah produksi SinemArt, yang menggarap sinetron tersebut, kata Arik, rupanya menganggap dia dan istrinya sangat cocok bermain dalam satu judul sinetron. Namun, Arik belum bersedia mengungkapkan judul sinetron terbarunya itu.
Senada dengan sang suami, Marwa menyatakan sangat menikmati kehidupan rumah tangganya. Dia sama sekali tak merasakan ada kesenjangan sikap meskipun usia mereka terpaut 18 tahun.
“Saya begitu menikmati peran nyata sebagai istri Arik,” kata artis yang pernah berakting di filmLawang Sewu dan Dalam Mirhab Cinta ini. Setiap pagi Marwa menyiapkan kopi dan sarapan untuk sang suami. (kin)

KPK Bisa Supervisi Kasus Dhana
Icha Rastika | Tri Wahono | Selasa, 6 Maret 2012 | 17:34 WIB
Dibaca: 1659
|
Share:
KOMPAS/LUCKY PRANSISKAMantan pegawai Ditjen Pajak, Dhana Widyatmika (berbatik cokelat), keluar ruang pemeriksaan Tindak Pidana Khusus, Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (1/3/2012). Tersangka kasus dugaan korupsi dan pencucian uang tersebut diperiksa lebih kurang 10 jam terkait rekening gendut yang dilaporkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
TERKAIT:
JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus dugaan korupsi perpajakan yang melibatkan mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Dhana Widyatmika, bisa disupervisi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, sesuai dengan nota kesepahaman antara pihaknya dan Kejaksaan Agung, suatu kasus yang ditangani Kejaksaan Agung dapat diambil alih KPK jika tergolong kasus besar.
"Bisa saja sesuai MOU (nota kesepahaman), dibuat oleh KPK-Kejagung waktu itu. Karena dalam MOU itu, kasus-kasus besar yang dapat ditangani bersama," kata Johan di Jakarta, Selasa (6/3/2012). Adapun indikasi kasus besar, kata Johan, jika pelakunya adalah tokoh besar, nilai korupsinya besar, atau menjadi perhatian masyarakat luas.
Meskipun demikian, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dalam pemberitaan sebelumnya mengatakan kalau KPK belum akan ikut campur dalam penanganan kasus Dhana tersebut. KPK juga mengapresiasi langkah Kejaksaan Agung dalam mengusut kasus mafia pajak itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kejaksaan Agung menetapkan Dhana sebagai tersangka kasus dugaan korupsi perpajakan. Pegawai negeri sipil golongan III/C itu bersama istrinya, DA, diduga memiliki rekening tidak wajar miliaran rupiah. DA diduga memiliki simpanan di 18 bank dengan jumlah di luar kepatutan. Satu kali transfer yang masuk ke rekening DA, misalnya, sebanyak 250.000 dollar AS. Sedangkan Dhana sendiri memiliki 5 rekening bank yang telah diblokir oleh Kejaksaan Agung.
Untuk kepentingan penyidikan, Kejaksaan Agung menahan Dhana di Rumah Tahanan Salemba Cabang Kejaksaan Agung sejak Jumat, pekan lalu. Kejaksaan Agung juga menyita beberapa aset Dhana, seperti surat-surat berharga, 17 unit mobil truk dari showroom, rekening-rekening Dhana, sampai logam emas mulia.

Antrean di SPBU Palangkaraya
Priyombodo | Robert Adhi Ksp | Rabu, 7 Maret 2012 | 12:32 WIB
Dibaca: 176
|
Share:
Priyombodo/KOMPASAntrean di SPBU Palangkaraya
PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Antrean kendaran di sebagian besar SPBU di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sudah menjadi pemandangan biasa seperti terlihat di SPBU 64.731.04 yang berada di Jalan S. Parman, Palangka Raya, Rabu (7/3/2012).
Berdasarkan pengamatan Kompas di lapangan, anteran serupa juga terjadi di SPBU di Kabupaten Kotawaringin Timur. Antrean didominasi oleh truk-truk yang akan mengisi solar. Bahkan truk-truk tersebut diinapkan di depan SPBU untuk mendapatkan solar. 
Menurut Yusuf, warga Palangkaraya, antrean kendaraan di SPBU sudah menjadi pemandangan biasa. Yusuf menambahkan, maraknya pembelian BBM subsidi dengan menggunakan jerigen untuk dijual lagi juga menjadi salah satu pemicu.
Para pedagang BBM eceran tersebut menjual lagi BBM subsidi jenis premium dan solar di pinggir jalan seperti yang banyak dijumpai di kawasan jembatan Kahayan, Palangkaraya.
Harga BBM subsidi yang juga dijual hingga ke pedalaman bisa mencapai harga Rp. 9.000 per liter. Sebagian besar BBM jenis solar dijual ke tempat-tempat pertambangan di daerah pedalaman.

Lin Gagal Taklukkan Juara Bertahan
Ahmad Imanuddin | Tri Wahono | Rabu, 7 Maret 2012 | 12:46 WIB
Dibaca: 370
|
Share:
Getty Images/Chris Trotman
Bintang baru New York Knicks, Jeremy Lin, menutup wajahnya di sela-sela pertandingan melawan New Orleans Hornets, di Madison Square Garden, New York, Jumat (17/2) malam waktu Amerika Serikat. Knicks kalah 85-89 di tangan Hornets.
TERKAIT:
DALLAS, KOMPAS.com - Jeremy Lin gagal membawa New York Knicks meraih kemenangan setelah takluk dari juara bertahan NBA, Dallas Mavericks, 85-95 pada laga lanjutan NBA di American Airlines Center, Selasa malam waktu setempat atau Rabu (7/3/2012) WIB.
Pada laga tersebut, kapten Mavericks, Dirk Nowitzki, menjadi bintang setelah mencetak 28 poin. Sedangkan Lin walau berhasil mengumpulkan 7assist, ia hanya mampu mencetak 14 angka.
Sebelum pertandingan di mulai, pemain New York Knicks, Tyson Chandler menerima cincin NBA yang diraihnya bersama Mavericks di musim kemarin. Cincin tersebut diberikan oleh sang pemilik Mavericks, Mark Cuban. Sontak publik American Airlines Center dengan gemuruh memberi aplaus kepada Chandler.
Jalannya pertandingan sendiri di kuarter pertama berjalan timpang, selisih 12 poin menutup kuarter ini untuk keunggulan tuan rumah. Sempat tertinggal hingga 17 poin di awal kuarter kedua, Knicks bangkit di penghujung kuarter ini lewat Carmelo Anthony. Walau begitu, Mavericks tetap menutup kuarter ini dengan 50-44.
Pascajeda, Nowitzki tampil gemilang dengan mencetak 13 poin untuk membawa Mavericks unggul 77-63. Knicks yang sekaan tak ingin kalah akhirnya berbalik unggul 77-78 di akhir kuarter keempat lewatjump shot Amare Stoudemire. Tapi keunggulan itu hanya berlangsung dengan sekejap. Pasalnya setelah itu kombinasi Nowitzki dan Jason Kidd berhasil mencetak 14 poin untuk membawa tuan rumah unggul 91-78.
Keunggulan tersebut membuat Knicks gagal mendekatkan keadaan. Knicks pun harus rela membawa pulang kekalahan 95-85 atas juara bertahan NBA tersebut.
Di saat yang bersamaan, LA Lakers harus takluk oleh Detroit Pistons 88-85. Dalam laga yang digelar di Palace of Auburn Hills tersebut, Kobe Bryant yang menggunakan masker baru berwarna hitam gagal mencetak poin di atas 30 selama empat pertandingan berturut-turut setelah hanya menyumbangkan 22 poin untuk Lakers.
Bintang dalam laga tersebut adalah guard andalan Pistons, Rodney Stuckey, yang dengan gemilang mencetak 34 poin.

nas Disebut Pemodal Utama Konsorsium Tower Permai
Icha Rastika | Heru Margianto | Rabu, 7 Maret 2012 | 12:11 WIB
Dibaca: 2119
|
Share:
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWANAnas Urbaningrum Ketua Umum Partai Demokrat
TERKAIT:
·         Keterangan Palsu Diadukan
JAKARTA, KOMPAS.com - Saksi Mujahidin Nurhasyim, adik Nazaruddin, mengungkapkan, Anas Urbaningrum, Ketua DPP Partai Demokrat adalah pemodal utama konsorsium Tower Permai.
Hal itu diungkapkan Nurhasyim saat bersaksi bagi Nazaruddin, terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games 2011, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (7/3/2012). Nurhasyim adalah saksi adecharge (meringangkan) yang diajukan Nazaruddin.
Menurutnya, tidak ada perusahaan bernama Permai Grup, melainkan suatu konsorsium bernama Tower Permai. Konsorsium tersebut, katanya, terdiri dari sejumlah perusahaan yang sepakat untuk bekerjasama.
Hasyim mengaku ditunjuk Anas sebagai salah satu pemilik konsorsium tersebut yang tugasnya mengawasi pengerjaan proyek-proyek. "Kalau anggota konsorsium ada yang dapat kerjaan, dimodali konsorsium, diketuai Bu Yulianis, ownernya saya dan Pak Anas," ucap Hasyim.
Ia menyebut Yulianis sebagai pengendali keuangan konsorsium itu. Sejak pertama konsorsium didirikan, Hasyim mengaku diminta Anas untuk tidak terlalu ikut campur dalam urusan keuangan. "Saat pertama dirikan konsorsium, dikasihtahu, saya (Anas) yang modali, tapi keuangan dipegang Yulianis. Pak Hasyim hanya mengawasi, tidak perlu terlibat," ungkap dia.
Hasyim juga menyebut Yulianis sebagai perpanjangan tangan Anas. Perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam konsorsium harus mengajukan permintaan dana ke Yulianis jika butuh modal.
Salah satu perusahaan yang tergabung dalam konsorsium itu, kata Hasyim, adalah PT Anak Negeri. Meskipun mengaku ditunjuk Anas sebagai salah satu pemilik konsorsium, Hasyim yang belum lulus strata satu itu mengaku tidak hapal siapa-siapa saja direksi perusahaan-perusahaan di bawah konsorsium Tower Permai itu.
Nazarudin didakwa menerima suap sebesar Rp 4,6 miliar dalam kasus wisma atlet. Ia bersikukuh uang itu tidak diterimanya secara pribadi melainkan masuk ke kas Permai Grup yang dimiliki Anas Urbaningrum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar